I’m Proud of You, Dad

Desember 15, 2014

photo courtesy of http://media.tumblr.com


Pagi pagi sekali tiba-tiba mendapat telepon dari pulau seberang. Sudah lama juga tiada bertegur sapa dengannya. Ternyata dipermulaan hari ini, dia memberikan sebuah pembelajaran berharga

“hari minggu kemaren aku dapat HP” 

Haa ... aku terbelalak dia mengutarakan kalimat itu. Dia menemukan sebuah smartphone galaxy yang sedang tenar dijagat ponsel pintar saat ini. Gadget mewah itu ia temukan disalah satu sekolah Madrasah dekat rumah, pada malam hari sesaat setelah turun hujan. 

“Lalu .... “ aku makin penasaran akan kelanjutan penemuannya itu, yang awalnya aku kira itu adalah sebuah hadiah/door prize yang dia terima, karena diawal percakapan dia menggunakan kata “dapat” bukan nemu atau semacamnya .

“ Ya, aku biarkan .... tunggu ada yang nelpon . Ada beberapa kali telpon masuk tapi bukan si empunya HP, temennya, trus aku titip pesan supaya sampaikan pada yang punya HP” lanjut dia bercerita dengan nada enteng. 

Aku makin tak sabar menunggu kelanjutan “pemikiran” dia. Aku tahu kegirangan dia pada saat menemukan smartphone itu, ditambah lagi memang dia sudah sangat lama berniat untuk mengganti handphone baru. Tapi sampai sekarang, aku masih belum bisa merealisasikan keinginannya tersebut. 

“Trus .....” aku masih menyahut dengan singkat, membiarkan dia bersemangat terus untuk melanjutkan kisahnya.

“Kemaren baru diambil, dia kesini sama bapaknya. Yang punya siswi SMA, dia baru ikut acara sekolah disini” kembali aku dapat merasakan aura yang berbeda dari dirinya. Senang ,,, pastinya.

“Kenapa dibalikin?” aku coba memancing.

“Ya.. banyak teman-teman yang bilang juga, kenapa dibalikin? Harusnya pas nemu tinggal cabut kartu ganti baru. Beres.... dapat HP baru” dia masih menyebut ponsel gagah itu dengan sebutan handphone.

“Kalaupun dijual masih mahal, kata temen, wong dia hp sam**** keluaran baru” lanjut dia.

“ Tapi tidak ..... itu bukan milikku !!! aku jawab ke teman-teman ”

Aku membayangkan reaksi wajah teman-temannya kala dia berucap demikian.

“ Aku mempunyai seorang anak gadis di tanah jawa sana dan seorang anak lagi di tanah perantauan lainnya. Ini bukan milikku. Dan aku yakin, segala sesuatu yang bukan hakku jika aku ambil akan ada karma yang berlaku. Entah itu karma untukku atau untuk anak-anakku “

Greeeek  ..... aku bergeming mendengar alasan kuatnya. Sesaat aku diam diujung telepon. 

“ HP nya bagus loh, layar gede “ dia masih memuji handphone temuannya itu.

Jauh direlung hatiku yang terdalam, aku mulai menangis mendengar jawabannya. Dia tahu akan konsekuensi yang dia terima jika mengambil hak orang. Dia masih memegang teguh prinsip tersebut.

“ Aku membayangkan, kalau kamu yang kehilangan HP, di HP mu banyak data kerjaan, kuliah, nomor penting dan lain-lain gemana ? aku ingat itu . Yang punya masih muda sekitar 18 tahun, pas aku kasih balik HP nya dia girang bahkan menyalamiku lebih dari 5 kali sambil nangis “

“ Segala sesuatu yang bukan hak kita, wajib dikembalikan nak .. walaupun itu seratus perak !!! “

“ Aku tidak sendiri, aku punya kalian disana. Aku tidak mau karena ulahku kalian yang jadi korban oleh_Nya “

Derai air mata tak bisa kubendung. Menitik dipelupuk mata pagi ini. Rasa rindu langsung mencuat dihatiku.

“ Dikasih duit juga. Tapi ga aku terima. Aku ikhlas “ aku dapat melihat mimik ketulusannya dalam setiap kata yang dia utarakan.

“ Iya yah .... anggap itu rejeki lewat. Yakin ... pasti nanti akan dibalas oleh Yang Kuasa dengan yang lebih lagi dari keikhlasan yang sudah kamu lakukan.“ 

Aku masih terus mengapresiasi kebajikan yang sudah dia lakukan. Memantapkan hatinya dan meluangkan rasa banggaku padanya. Mengatasnamakan anak dalam setiap perbuatan yang dilakukan. Dia tahu, apa yang dia tanam itu yang akan dia tuai. Bukan untuk sekarang, tetapi nanti, esok, lusa atau tabungan untuk akhirat kelak. Dia menjaga sikap demi tonggak hidup “anak”. Dia ingat aku dan adikku disana . Dia ingat, setiap balasan yang akan dia terima dikala sesuatu yang dia kerjakan. Walaupun balasan bukan untuk dia pribadi, tetapi bagi anaknya pasti akan sangat berarti. Thank God you give me a man who has great personality.

I am proud of you, Dad ...... 

Dipenghujung percakapan aku menutup

“ Jadi ,,, mau ganti Black***, Sam***  atau merk lain ? “ 

Bersambung disini

You Might Also Like

0 Comments