Pengen Jalan-Jalan Tapi Duit Kritis? Explore Tangerang Ajah!

Agustus 29, 2018

             Awal cerita karena kejenuhan dari rutinitas, padatnya jadwal harian ujung-ujungnya stress. Solusinya adalah liburan. Mau liburan ternyata kantong sedang pas-pasan alhasil cek bebicek infolah, jalan-jalan santai atau dikenal dengan sebutan one day trip. Berburu info destinasi, finally sepakat dengan seorang teman untuk berburu poto ke spot terkenal di jagat raya Tangerang biar bisa update Instagram dengan hastag #ExploreTangerang. Lokasi tersohor tersebut adalah Danau Cisoka dan Tebing Koja. Yang sudah dapat dipastikan, hampir semua masyarakat tukang jalan-jalan se Jabodetabek tahu dua destinasi ini.

            Minggu, 13 Mei 2018
            Bersama dua orang teman Annisa dan Novi melajulah kendaraan roda empat menuju Tangerang. Yap, perjalanan kali ini menggunakan kendaraan pribadi dengan sharing cost bensin, driver, tol dan HTM. Lumayan kalau dihitung-hitung patungan hanya seratus ribu rupiah saja sudah bisa jalan-jalan ke Tangerang dengan duduk anteng di mobil tanpa perlu turun-naik kereta, naik-turun angkot atau lanjut ojek. Jadi jangan ditanya ya, bagaimana rute ke sana. Sungguh aku tak tahu. Intinya duduk manis saja di mobil, aktifkan google maps dan oke google…jalan menuju Danau Cisoka Tangerang.

           Danau Cisoka
           Siang itu di bawah teriknya sinar matahari pagi aku menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di Danau Biru Cisoka. Sungguh panasnya luar biasa. Untung bawa payung, jadi turun mobil sudah stand by dengan sunglasses serta payung. Lebih herannya lagi, di panas-panas yang terik ini ternyata pengunjung di Cisoka tetap ramai, membludak.
            Pertama sampai di sini sebenarnya agak sedikit kesal karena arahan pintu masuk tak jelas. Banyak yang nyetop mobil sepanjang masuk area ini dan mengatakan pintu masuk utama. Tapi ternyata pas terus lurus, masih banyak lagi yang berulah sama. Kesimpulannya, hampir disepanjang jalan masuk area danau orang-orang akan berebutan lahan parkir. Jadi siap-siap jangan sampai terkecoh. Semakin parkir lebih awal ya semakin agak jauh untuk jalan ke lokasi inti. Hhmmm…pengelolaan lahan parkir yang belum maksimal.
            Datang ke Danau Cisoka sebenarnya agak membuat mataku terbelalak. Ternyata tidak seperti poto-poto yang beredar di Instagram. Sudah banyak dibangun wahana-wahana photo shot atau entah spot-spot serupa di sekitaran danau. Papan berbentuk love-love-lah dan lain-lain sebagainya. Bahkan di danaunya sendiri ada semacam panggung rakit yang dikayuh dari ujung ke ujung lengkap dengan dekorasi poto di atasnya. Agak mengganggu pemandangan danau sih. Tapi mungkin itu juga menjadi daya tarik bagi wisatawan kekinian.
Focus view belakang : Rakit panggung di atas air
            Terus menyusuri danau aku dan teman-teman beranjak ke lokasi ujung danau mencari tempat sepi. Setidaknya bisa menjadi tempat poto kece tanpa pemandangan tambahan di backgroundnya. Tapi ternyata sama saja. Di posisi manapun ramai pengunjung dan tambahan-tambahan pernak-pernik di pinggir danau. Akhirnya permainan kamera saja dan pintar-pintar cari angel agar poto tetap ciamik nantinya.
            Dipinggir danau banyak warung-warung berdiri menjajakan jualan mereka. Seperti kebanyakan yang khas adalah mie rebus, pop mie, gorengan dan semacamnya. Karena tidak membawa bekal makanan, jadilah mie rebus telor dan kacang sukro menjadi pengganjal perut siang ini. Setelahnya dilanjutkan dengan sholat di mushollah sekitar. Agak sore sekitar jam setengah 3 barulah meluncur ke destinasi berikutnya, Tebing Koja.

Tebing Koja
Spot satu ini memang disengajakan untuk dikunjungi sore hari. Konon katanya sunsetnya menawan di kala senja mendatang.
Ow Ow… kasus pintu masuk di Cisoka tadi ternyata kejadian di sini. Beberapa kali menolak untuk parkir di awal akhirnya tergirur dengan spanduk bertuliskan “Pintu Masuk Utama Tebing Koja”. Ternyata setelah masuk dan ingin ke lokasi sebelahnya dikenakan lagi tiket masuk. Kata yang jaga, kalau masuk dari pintu utama (pintu utama yang lainnya) masuk ke sini ga bayar, tapi kalau masuk dari pintu ini (yang salah) ke lokasi satunya harus bayar lagi. Duuuh, asli kesal dibuatnya. Toh, kalau memang banyak pintu masuk karena berebut lahan parkir ya tinggal ditulis jelas-jelas toh, bukannya malah merugikan pengunjung. Benar-benar harus disikapi lagi pengelolaan objek wisatanya. Kerjasama yang baik antar sesama sangatlah diperlukan tanpa harus adanya sikut kiri-sikut kanan apalagi sampai merugikan pengunjung. 
             Tebing Koja memang cocok untuk tempat leyeh-leyeh dengan pemandangan tebing tinggi. Apalagi kawasannya yang luas bisa mengambil poto dari berbagai sudut. Di lokasi sebelahnya ada sebuah genangan air yang luas bak telaga. Tak mau ketinggalan aku, Nisa dan Novi sepakat untuk mencoba naik perahu yang dikelola oleh warga dengan bayaran 10.000 seorang. Lumayan untuk keliling-keliling danau kecil ini dan mengambil beberapa jepretan di sudut-sudut tertentu.
            Tadinya berniat di sini sampai senja datang menjelang. Tapi karena perut belum makan “berat” –baru diganjal mie rebus- akhirnya memutuskan untuk buru-buru balik saja karena lapar sudah menggerogoti. Setidaknya poto ala-ala sudah didapat.

Ps.
-       Berkunjung ke sini sebaiknya membawa perbekalan yang cukup terutama makanan berat. Bawa nasi bungkus juga tak apa-apa toh bisa makan di warung-warung atau gelar lapak di Tebing Koja dengan konsep piknik. Baik di Cisoka ataupun Koja banyak terdapat warung. Tapi hanya menyediakan makanan seperti mie rebus, pop mie dan minuman-minuman dingin biasa. Jangan berharap bakal menemukan warung tegal atau rumah makan padang.
-     Pintu masuk Cisoka dan Koja itu sampai ujung. Jangan tergiur pas sampai sudah ditawarkan parkir. Pastikan dulu, biar tak terkecoh. Biasanya ada bocah-bocah kecil bakal menuntun pakai sepeda.
-    Dua destinasi ini cukup kreatif. Padahal dua-duanya tanpa sengaja terbentuk begitu saja. Yang satu, bekas galian lalu membentuk danau berair tosca dan satunya lagi bekas galian juga tapi berbentuk tebing-tebing. Ya namanya orang-orang jaman now haus akan tempat-tempat kekinian untuk pamer, jadilah disulap dua tempat ini untuk memenuhi kebutuhan social media tersebut.
-       Setidaknya datang ke sini untuk mempernahkan saja. Cocoklah buat mempercantik feed Instagram.
-       Dan yang terpenting murah meriah. Akses mudah, lokasi terjangkau dan tak menguras isi dompet.

Yo yo a yo a yo a yoyo yo ayo… Jabodetabek sekitar, dari pada bengong liburan mau ke mana. Cus ke sini aja, biar bisa bikin hastag #ExploreTangerang
More pic check on my Instagram accout @wilda_ze

You Might Also Like

0 Comments