Searching Aja !

Oktober 22, 2015

Searching Aja !

     “Mampirlah iibf nanti, ada Pidi Baiq, Minggu jam setengah 2.”
     “Ih serius?” Aku bertanya memastikan pada kawan yang satu ini setelah mendengar nama sastrawaan kawakan itu berdenging di telinga.
     “Di mana dah tuh acara? Gue kemaren kaga connect elu share di group. Info lengkap please, brosur or semacamnya,” Pintaku memastikan keakuratan informasi ini. Maklum saja karena aku adalah tipe orang yang susah percaya hanya pada segelintir kata tanpa bukti nyata.
     “Searcing aja iibf 2015!”
     KLEK … aku tercekik di kalimat singkat terakhir itu. Bukan bayangan tentang apa itu iibf yang aku dapat, malah sebuah perintah yang cukup membuat sepuluh jariku ingin bekerja. Otakku mencerna, hati ku panas membara dan akhirnya aku ingin bercerita.
     Oke, mari kita mulai dengan kata “Internet”. Siapa pun pasti bisa membeberkan dua puluh manfaat dan kegunaan mesin pencari ini ditambah lagi dengan jargonnya mbah Google. Aku tidak ingin membahas apa itu internet, google atau semacamnya lah. Hatiku hanya tergugah dengan dua kata-searcing aja-yang begitu enak mencuat kepermukaan antara interaksi sosial disekitar kita.  Lalu, jika semua informasi bisa diberikan oleh mbah kenaamaan pencari berbagai hal itu, tidak butuhkah lagi adanya hubungan sosial dengan sesama? Atau cukup sajalah kelak hubungan dengan internet saja?
     Saya pribadi juga sering bahkan acap kali ditanyai berbagai macam informasi atau hal-hal sepele oleh teman. Baik itu dari hal semacam permasalahan luar biasa sampai hal sepele apa-itu kegunaan lem alcaibon. Tapi pantaskah kiranya saya langsung memberikan solusi searching aja atau tanya mbah google? Saya tidak bermaksud menyudutkan teman saya di atas dengan jawabannya yang ringan dan terlalu garing menurut saya. Tapi, bisakah kita sedikit berkaca untuk lebih menghormati silaturahmi antar sesama? Mentang-mentang semua informasi berserakan di layar 14inc itu atau di gadget murah buatan China sekalipun, kita lalu dengan seenaknya memberikan satu solusi untuk dua-tiga permasalahan dengan hanya satu kata ‘searching’ aja.  
     Come on … lebih bijaklah membawa diri dalam pergolekan kemajuan teknologi dewasa ini. Haruskah pergolakan kemajuan sumber informasi saat ini membuat kita buta betapa pentingnya interaksi antar sesama? Haruskah mentang-mentang semua ada di internet, lalu semboyan “malu bertanya, sesat di jalan” dihapuskan? Atau malah berganti “malu bertanya, internet solusinya?” Di mana kelak rasa tegur-sapa kita antar sesama bisa tercipta? Karena rasa social itu sudah dibungkam oleh internet si sumber segalanya? Haruskah gara-gara semua tinggal sekali klik saja, kemudian guru-guru pahlawan tanpa tanda jasa dihapuskan dari muka bumi ini, karena buat apa … semua sudah ada, tinggal searching saja. Lalu, di manakah kelak rasa berbaur dengan masyrakat lokal di kala traveling teramalkan, jika untuk bertanya saja sudah merasa tidak ada guna, karena semua tinggal searching saja. Ah, betapa hampanya dunia ini terasa. Semua akan sibuk mengurusi masing-masing diri mereka, toh semuanya tinggal searching saja. Ah, aku sama sekali tidak bisa membayangkan.
     Lalu bagaimana? Memang seperti itulah kondisinya di abad 21 ini.
     TIDAK !!! Bukan seperti itu caranya. Ajarkanlah mereka-mereka di luar sana yang memang haus informasi, bagaimana cara yang tepat untuk menggalinya. Aku juga sering ditubi beberapa pertanyaan oleh teman ataupun orang sekitar yang menurutku pribadi pertanyaan itu gampang sekali dan bisa didapat informasi lebih di mesin pencari. Tapi, alangkah baik dan bijak tidak langsung dijawab ‘ngablak’ searching aja, namun memberikan rincian singkat sekilas baru di susul dengan kata “nanti lengkapnya coba cari informasi di internet.” Mengedepankan moral santun dalam hubungan social, beri informasi sekilas-usai-lengkap check internet.
     Apa sih yang tidak bisa ditemukan kala searching? Semua ada. Tidak ada yang tidak bisa. Baru kemaren aku mempraktekkannya, ketika salah seorang guru di Sekolah menginstruksiku untuk melihat laman social media FB nya. Aku memulai investigasi rahasia dengan melacak nama sekolah, clue-clue yang terikat dengannya, memasukkan nama aslinya di pencari teman, tidak ditemukan, lalu mencoba trik lain, and look…aku bisa menemukan kata-kata mutiaranya berbaris-baris di beranda social medianya. Memang, apapun informasi itu bisa di cari hanya dengan satu kata-searching- dan klik. Tapi ingat, tidak semua informasi yang bertebaran di internet itu adalah sumber-sumber yang bertanggung jawab. Banyak bertebaran blog dan website-website KW yang mengadu domba dan menyesatkan ke jalan yang salah. Maka dari itu, jangan pernah pelit berbagi informasi, berinteraksi selayaknya yang sudah menjadi keharusan, mengarahkan pada cara yang benar. Tidak ada alasan walau “tinggal searching aja” membuat batasan antara kita makhluk social untuk saling bisa menebar senyum dan memberi kebaikan dalam berbagi. Jangan mau dibodohi perkembangan teknologi, membuat kita buta hati dan merasa tak perlu berbagi informasi. Let’s be smart …. interaksi social itu masih tetap nomor satu dalam keseharian. Mari kita ubah “searching aja” menjadi nomor kesekian kalinya. Karena percakapan antar manusia itulah yang bisa memanusiakan manusia, bukan “searching aja” yang memanusiakan manusia pada dunia yang hanya tinggal klik saja. 
 Keep interacting with others, make the world as beautiful as words!


You Might Also Like

0 Comments