Dolphin Island : Surga Tersembunyi Sesungguhnya di Kepulauan Seribu

Juni 22, 2019

Sudah pernah ke pulau mana saja di Kepulauan Seribu?
Oke, mari aku runut sebentar. Pertama kali mengenal Kepulauan Seribu yaitu Pulau Tidung di tahun 2012. Lalu tahun berikutnya menyempatkan untuk solo trip ke pulau-pulau lainnya, yaitu Pramuka, Pagang dan Pari. Tahun 2015 ke Pulau Harapan dan 2016 Pulau Lancang dan sudah beberapa kali juga ke 3 Pulau yaitu Kelor, Cipir dan Onrust. Kurang lebih sih itu pulau-pulau inti di Kepulauan Seribu yang pernah aku kunjungi. Selebihnya pulau-pulau lain yang menjadi spot snorkeling.
          Dari beberapa nama pulau di atas yang aku sebutkan, jika ada yang bertanya mana yang paling berkesan? Aku selalu mengatakan bahwasanya masing-masing punya cerita dan keindahan tersendiri. Namun, setelah bulan April lalu jika masih ada yang bertanya hal serupa, aku dengan mantap akan menjawab, Dolphin Island, namanya.
          Sebelum menginjakkan kaki di Dolphin Island aku tak pernah berekspektasi tinggi terhadap pulau ini even though beberapa kali teman meyakinkanku kalau aku akan jatuh hati pada pulau ini. Aku hanya mengangguk sekenanya. Namun, setelah melihat sendiri daya tarik dan pesona yang disuguhkan Pulau Dolphin, aku sekalipun tak berhenti bersyukur akhirnya aku bisa menemukan pelarian terdekat dari hiruk-pikuknya ibukota Jakarta.
Pasir Dolphin Island yang lembut
             Lalu di manakah sesungguhnya keberadaan Pulau Dolphin ini?
          Seperti biasa penyebrangan menuju Kepulauan Seribu bisa dimulai dari Dermaga Kali Adem atau dulunya dikenal dengan Muara Angke. Menaiki kapal penumpang menuju Pulau Harapan dengan durasi waktu kurang lebih 3 jam. Lalu dari Pulau Harapan dilanjutkan kembali dengan kapal kecil menuju Pulau Dolphin sekitar 45 menit. Namun sebelum itu bisa juga terlebih dahulu snorkeling di pulau-pulau sekitar. Sore hari adalah waktu terbaik menuju pulau ini setelah puas hopping islands dan snorkeling seperti di Pulau Kayu Angin, Pulau Perak dan pulau lainnya.
          Well, apa saja sih sebenarnya yang menarik dari Pulau Dolphin yang akhirnya aku nobatkan sebagai pulau terbaik (versiku) di Kepulauan Seribu? Let’s check it out ulasan singkatnya:
1.           Pulaunya kecil banget
Bisa dikelilingi dengan berjalan kaki. Bahkan dari ujung ke ujung kelihatan laut  luas mengelilinginya. Ibaratnya pulau ini kecil-kecil cabe rawit.
2.           Bukan pulau penduduk
Karena luasnya yang tak seberapa alhasil pulau ini bukanlah pulau penduduk. Tak ada satupun rumah penduduk yang berdiri di pulau ini selain 2 buah warung yang buka ketika weekend tiba. Lumayan, 2 warung ini menyediakan cemilan atau makanan ringan seperti mie rebus, gorengan dan kelapa muda. Yang tentunya nikmat di santap di pinggir pantai sambil melihat lautan lepas.
Leyeh-leyeh depan warung
3.           Camping ceria dengan penerangan seadanya
Yes, ini dia sensasi utamanya. Bayangkan menikmati bintang-bintang di langit sembari mendengar deru ombak yang menghantam pelan pantai, api unggun, barbeque-an, gitaran dengan teman-teman, bercengkrama, hammock-an, dan suasana sepi adalah nikmat yang sesungguhnya tak dapat dipungkiri. Begitulah ketika malam tiba. Karena di Pulau Dolphin tidak ada aliran listrik. Jadi pastikan bawa powerbank dan menghemat batrei kamera. Namun kalau terdesak, bisa menuju warung yang memakai energy genset untuk penerangan di malam hari. 
Kebersamaan liwetan ikan bakar
4.           Fasilitas lengkap
Jangan gusar. Walaupun tidak ada rumah penduduk dan hanya bisa mendirikan tenda di pulau ini tapi jangan khawatir terutama soal “tempat pembuangan” dan ketersediaan air bersih. Di pulau ini sudah tersedia beberapa toilet beserta kamar mandi and it’s totally clean beserta air tawar bukan air asin. Bahkan untuk wudhu disediakan jeriken tersendiri.
Mengenai air bersih ini campers diharuskan membayarRp10.000,- /jeriken termasuk air untuk mandi. Lucky me, itu sudah termasuk dari paket trip.
5.           Pasir timbul
Soal keindahan yang disuguhkan jangan ditanya. Dia punya pasir timbul seperti pulau-pulau tesohor misal pasir timbul yang dimiliki oleh Belitung. Atau seperti pasir timbul lainnya yang berada di belahan pulau lainnya di Indonesia yang terkenal. Pasir timbul ini dapat ditemui ketika sore hari. Jadi jangan sampai terlewatkan. Karena kalau sudah pagi air akan pasang dan pasir ini akan tenggelam. Sembari mengabadikan momen di pasir timbul, juga dapat menikmati matahari terbenam yang begitu memukau.
Opsi lain bisa juga bermain di pantai dengan membawa perlengkapan tersendiri seperti bola. Duh pasti terasa beda sensasinya bermain bola pantai dengan pasir lembut di bawah matahari sore dan ketenangan laut.
Jepret sore itu
Senja dalam jingga
6.           Ketenangan malam
Karena pulaunya kecil tentu tidak banyak yang mendirikan tenda. Cuma ada beberapa tenda dan itupun berjarak cukup jauh dari satu tenda ke tenda berikutnya. Nah, di malam yang tenang ini bisa dimanfaatkan untuk barbeque-an bekal makan malam ala liwetan. Bakar ikan di api unggun, petik gitar dan goyang-goyang di hammock adalah keseruan yang harus di coba. Setelahnya bisa beranjak menuju pantai, tidur-tiduran di sana sambil menatap langit penuh bintang dan rembulan. Dijamin bakalan terhipnotis.
FYI : malam hari di sini lumayan gerah, apalagi tidur di dalam tenda. Alhasil pintu tenda di buka agar udara bisa masuk. Bahkan sebagian teman ada yang tidur di luar dan di atas hammock. Jadi prepare untuk bawa lotion nyamuk ya, walaupun nyamuk-nyamuknya tidak terlalu haus darah. 
Bahkan ada yang mendirikan tenda di pinggir pantai
7.           Pagi hari yang memukau
Jangan lupa untuk bangun pagi dan menikmati matahari terbit yang bisa terlihat dari depan tenda. Lalu setelahnya mulailah kembali untuk mengeksplorasi  sisi lain pulau ini. Pulau yan sumpah bersih dan bening banget.
8.           Private Pool
Pagi hari setelah catching sunrise, bisa melanjutkan untuk leyeh-leyeh. Terutama bersantai di depan warung yang ada kursi untuk rebahannya dan juga hammock. Suasana nan tenang dan sepi sangat cocok untuk merefleksi diri sekejab. Atau kalau belum puas bermain dengan laut, dapat melanjutkan kembali untuk berenang. Perfectly, berenangnya serasa di kolam renang pribadi. Perpaduan warna air laut yang bening sungguh tak dapat ditahan.

I really fell in love with this island. Someday, aku akan kembali lagi ke sini terutama saat weekdays. Dolphin Island benar-benar menjadi pengobat lelah dengan kesempurnaan keindahan yang diberikannya.
Gradasi warna lautnya yang kece badai
Itinerary Pulau Dolphin
Hari Pertama :
07.00  : Kumpul di Kali Adem
: Pembagian tiket. Karena sekarang peraturan tiket perorang lebih ketat dan  
  diperiksa petugas satu persatu.
08.30  : Kapal berangkat menuju Pulau Harapan
11.30  : Sampai Pulau Harapan
          : Istirahat, sholat, makan siang nasi box
13.30  : Start Snorkling
14.00  : Spot snorkeling pertama Pulau Kayu Angin
15.00  : Pindah spot snorkeling, Pulau Perak
16.30  : Menuju Pulau Dolphin
          : Mendirikan tenda, menikmati pulau, sunsetan, bersih-bersih dan mandi
20.00  : Bbq sekaligus makan malam
          : Santai dan istirahat
Hari kedua :
05.00  : Wake up and solat Subuh
          : Sunrise
07.00  : Leyeh-leyeh time
          : main di pantai, berenang, explore sekitar, tidur-tiduran sarapan atau makan  
  mie rebus + kelapa muda.
10.00  : Kembali ke Pulau Harapan
11.30  : Ke Kapal kembali ke Angke
12.00  : Kapal berlayar kembali ke Kali Adem
14.45  : Sampai kembali di Angke
          : Sayonara
Sampai jumpa di trip selanjutnya
Fore more picture, check on my instagram account @wildahikmalia

You Might Also Like

0 Comments