Sehari Keliling Jogja

Desember 27, 2017

Kalibiru - Kulon Progo

Ini adalah kali kesekian kunjungan saya ke kota yang lekat dengan julukan Kota Pendidikan di kalangan masyarakat Indonesia. Kedatangan saya memang tidak semata-mata karena niat traveling. Namun, ada keperluan lain, tugas dari kantor dan menghadiri wisuda salah seorang teman di sebuah universitas ternama di Jogjakarta. Dua event tersebut berlangsung di tahun yang sama, tahun 2017. Seperti biasa, saya tidak mau melewatkan begitu saja ketika sudah datang ke suatu daerah/kota. Intinya, saya spend waktu satu hari untuk menjelajah. Ketika urusan dari kantor, saya iyakan dengan syarat setelahnya saya butuh satu hari untuk merasakan udara Jogja setelah urusan kelar.
“Saya mau berangkat, tapi ga mau tektok. Hari ini pagi sampai Jogja, besok saya mau jelajah Jogja dulu dan sore/malam baru balik lagi ke Jakarta.” Begitulah kira-kira mau saya ketika kantor menugaskan.
---
Lalu apa saja yang bisa dieksplorasi sehari di Jogja? Jawabannya, banyak. Karena Jogja tidak akan pernah kehabisan destinasi untuk memanjakan setiap mata yang berkunjung padanya.

1. Kalibiru – Kulon Progo
Sehari pertama yang saya miliki di Jogja adalah berkunjung ke Kulon Progo. Tentu saja daya tariknya adalah Kalibiru dengan spot poto di atas pohon pinus dan dilatari pemandangan Waduk Sermo nan ciamik di belakangnya. Tidak lupa pula Perbukitan Menoreh juga menambah keindahan yang dapat dilihat dari objek wisata yang baru saja naik daun ini.
Spot wisata yang terletak di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Progo ini berhasil membuat jantung saya deg-degan ketika melalui jalanan menuju ke lokasi. Bagaimana tidak, jalanannya sempit, tanjakan tanpa ampun, tanjakan, tikungan, tanjakan, tikungan lagi begitu seterusnya. Sebelah kanan tebing, sebelah kiri jurang, papasan mobil pun tidak bisa. Harus gentian kalau roda empat sudah naik, yang turun harus sabar, petugas mengkondisikan pakai HT. Untung driver mobil yang saya sewa lebih mengarahkan pakai ojek saja ke atasnya. Meski jalanan tanjakan berliku, aspal jalan sudah terawat dengan baik. Tapi tetap harus kondisi kendaraan dicek terlebih dahulu sebelum dibawa bertarung dijalanan Kalibiru.
Khasnya objek Kalibiru ya itu, berpoto di atas pohon pinus. Banyak sekali spot-spot yang sudah dibangun dan itu semuanya identik di atas pohon pinus. Mulai dari spot yang berbentuk love, bunder, bulat dan lain sebagainya. Safety Alhamdulillah sudah terperhatikan dengan baik di sini.
So, bagi yang penasaran dan ingin mendapatkan poto ciamik di atas pohon pinus, tidak ada salahnya ketika berkunjung ke Jogjakarta, wajib memasukkan destinasi ini ke dalam rangkaian perjalanan.

2. Hutan Pinus Imogiri
Lokasi ke dua yang saya kunjungi dalam sehari sebelum beranjak sore ke bandara adalah Hutan Pinus Imogiri. Dari namanya saja sudah ketahuan andalan objek ini adalah pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi.  Terletak di Desa Dlingo, Mangunan, Bantul lokasi yang satu ini tidak terlalu jauh dimasukkan dalam itinerary ketika selesai berkunjung dari Kalibiru. Di sini, para pengunjung pastinya bakal ketagihan mengabadikan setiap moment dikelilingi pepohonan pinus. Spot-spot photogenic yang tersedia lumayan banyak, dan salah satunya yang paling popular adalah panggung pertunjukan di tengah-tengah hutan. Pun, banyak juga para pasangan muda-mudi yang mau mengikat janji mengabadikan moment di sini dalam poto prewedding.
Fasilitas lain yang tersedia di sini adalah gardu pandang, musholla, kamar mandi dan juga warung-warugn sederhana. Kawasan yang luasnya 500ha ini tentu saja juga memberikan ketenangan dan kedamaian tersendiri bagi para pengunjungnya. Puas mengabadikan setiap gaya poto di sini, ambilah nafas sejenak, duduk di bawah pohon pinus, menengadah ke atas dan tariklah nafas, lepaskan sejenak semua penat dan beban di pundak. Imogiri juga cocok untuk tempat bergalau ria dalam ketenangannya.

Hutan Pinus Imogiri
3. Pantai Wedi Ombo
Kunjugan berikutnya saya merubah haluan menuju Gunung Kidul. Tentu saja targetnya adalah menyisir pantai-pantai yang bertebaran di sepanjang jalanan Gunung Kidul. Ada tiga pantai yang saya kunjungi dalam sehari, pertamanya adalah pantai yang ini, karena jaraknya paling jauh dari dua pantai lagi yang akan saya datangi.
Tidak terlalu sulit menemukan pantai yang terletak di kelurahan Jepitu, Kecamatan Girisubo ini. Tinggal mengikuti saja petunjuk jalan yang tersedia, kalau ragu tinggal tanya GPS (gunakan penduduk setempat). Karena jaraknya yang lumayan jauh dari Jogjakarta, sekitar 80 km better menggunakan roda empat daripada roda dua. 

Tampak Pantai Wedi Ombo dari atas parkiran

Pantai Wedi Ombo ini mungkin memang banyak yang belum familiar dan namanya pun belum setenar nama-nama pantai lainnya yang berjejer di sepanjang Gunung Kidul. Tapi jangan salah, banyak yang bisa dilakukan di pantai yang unik oleh batu-batu karangnya yang tersebar disepanjang bibir pantai. Salah satunya bermain air di kolam tersembunyi yang diapik oleh gugusan karang. Pantai Wedi Ombo juga memiliki ombak yang bagus, tentu saja hal itu dimanfaatkan juga untuk berselancar.
Ada hal unik yang saya temui ketika berkunjung ke sini. Tiba-tiba ada yang menjepret beberapa aktivitas saya dan memperlihatkan hasil jepretannya. Kalau saya suka, saya bisa ambil file tersebut dalam bentuk soft file. Satu poto seharga lima ribu rupiah. Ternyata ide ini digagas oleh para pemuda setempat demi melambungkan nama Wedi Ombo. Selain itu mereka juga menyediakan fasilitas snorkeling dan juga tempat penyewaan alat selancar. Oya, kalau punya waktu lebih menikmati Wedi Ombo, juga sudah tersedia sebuah resort/penginapan di sekitar pantai (Joglo Wedi Ombo, Cottage and Resort). Lokasi ini sangat pas untuk menyaksikan matahari terbenam kembali ke peraduannya.
Pantai Wedi Ombo
4. Pantai Jogan
Setelah dari Wedi Ombo bisa dilanjutkan ke pantai berikutnya, yaitu Pantai Jogan. Khas dari pantai satu ini adalah adanya air terjun alami yang berasal dari sungai yang jatuh langsung ke laut lepas. Tidak kalah penting pengunjung yang datang bisa merasakan sentuhan air terjun yang tingginya sekitar 10m tersebut. Salah satu cara menikmatinya bisa dengan rappelling di air terjun. Semua perlengkapan sudah disediakan oleh operator setempat. Hanya dengan membayar 35.000 rupiah rasakanlah sensasi menuruni air terjun ke pantai Jogan. Sayang, saya tidak membawa baju ganti, jadi hanya bisa membayangkan tanpa merasakan.
Selain itu baru-baru ini juga sudah dikembangkang atraksi lainnya di kawasan Jogan, yaitu sebuah gondola kecil dan kapal yang menjorok ke laut sebagai spot poto. Tapi sayang, di mata saya tambahan spot seperti gondola kecil ini merusak pemandangan asri sekitar Pantai Jogan untuk menatap jauh ke lautan lepas dan bukit-bukit hijau disekitarnya.
Satu lagi spot di kawasan ini, adanya sebuah goa kelelawar yang bisa diakses dari perbukitan hijau. Mintalah bantuan pada pemuda/warga sekitar untuk menemani jika ingin lebih dekat ke arah bibir goa. Atau kalau hanya sekadar ingin menikmati lautan, naiklah ke puncak bukit dan nikmatilah sepoian angina laut dari atas sana dengan pemandangan kawasan sekitar Pantai Jogan, bebukitan dan lautan lepas.

Pantai Jogan
5. Pantai Timang
Ini adalah spot terakhir jelajah pantai di Gunung Kidul. Ketika menanyakan arah Pantai Timang dari Pantai Jogan, pemuda setempat menyarankan untuk naik motor saja. Karena jalanannya yang cukup jauh dari jalanan utama dan kontur jalanan yang sedikit ekstrem. Bisa si dengan roda empat namun kudu harus hati-hati dan make sure sang driver memang ahli dalam bidangnya. Tanpa mau ambil resiko saya pun memutuskan untuk lanjut dengan ojek motor dari Jogan menuju Timang. Dua spot ini tergolong berdekatan namun memiki perbedaan medan.
Kalau Wedi Ombo identik dengan kolam tersembunyinya dan Jogan dengan air terjunnya, lain lagi dengan Pantai Timang. Di sini (area yang berbeda) tidak ada pantai sama sekali, tidak ada pasir putih, tidak ada ombak yang bisa langsung disentuh oleh kaki. Yang ada hanya tebing tinggi menjulang dan diseberangnya ada pulau kecil, Pulau Timang. Icon dari spot yang satu ini adalah kereta gantung (gondola) yang dioperasikan manual dari bibir tebing ke pulau diseberang. Dulunya gondola ini hanya digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mencari lobster di seberang sana. Namun banyak wisatawan yang tertarik untuk menguji adrenalin naik gondola tersebut, akhirnya dibukalah untuk umum. Selain itu, objek yang terletak di Padukuhan Danggolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus ini juga terus berusaha mengembangkan daya tariknya. Satu spot tambahan pun baru dibangun di sini. Tidak kalah menantangnya, sebuah jembatan penghubung dari tebing ke pulau seberang. Hayo mau pilih yang mana? Gondola atau jembatan gantung? Dua-duanya bakal membuat jantung dag-dig-dug.
  So, jika berkunjung ke Jogjakarta dan punya waktu walau sehari saja, jangan lupa untuk sempatkan eksplorasi. Banyak kok yang bisa dijajah. Tinggal sewa motor atau rental mobil   
Jembatan menuju Timang. Berani coba?


You Might Also Like

0 Comments