Sawarna, Desa Apik Sejuta Daya Tarik

April 22, 2015

Kumpulan vespa unik mempercantik Tanjung Layar


Hallloooha travelers .....

Kali ini saya ingin kembali berbagi tentang secuil pesona keindahan alam Indonesia. Tidak usah jauh-jauh terbang melintasi pulau, mengarungi lautan, bermalam diperjalanan  maupun berjam-jam berjumpa dengannya. Cukup sekitar 5-8 jam saja dari ibukota Jakarta, kita sudah bisa menikmati berbagai daya tarik yang ditawarkan di lokasi wisata yang satu ini.

Yap …..  Dia bernama Sawarna. 

Berkedudukan menghadap Samudera Hindia, objek wisata desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten ini  memiliki garis pantai berpasir putih sepanjang 65 km yang dihiasi karang-karang cantik, biru laut nan menawan, bukit hijau mengapit indah serta ikon spektakuler yang dimilikinya. Tak urung sungguh banyak yang dapat disaksikan di Sawarna, kini desa yang terkenal akan sentra kerajinan tangan berbahan kayu tersebut ramai diminati oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Jembatan kayu khas Sawarna kokoh dipijak roda dua
Tenar sekitar awal tahun 2.000-an, warga Desa Sawarna sekarang banyak menghadapi berbagai perkembangan khususnya demi meningkatkan minat para pelancong untuk mengunjungi keindahan yang disuguhkan oleh tanah kelahiran mereka. Berbagai rumah yang dulunya ditempati disulap menjadi penginapan maupun homestay dengan harga yang seimbang dengan kondisi kantong para turis dan wisatawan. Tak hanya itu, penginapan-penginapan mungil pun kini khusus dibangun dengan berbagai fasilitas yang menunjang sesuai dengan selera yang diinginkan oleh para traveler. 

Oleh karena itu, jangan ragu atau bimbang mencari tempat bermalam di Sawarna jika datang menyapa gugusan pantai-pantai maupun keindahan lainnya di tempat ini. Walaupun akses menuju objek yang banyak jembatan  ini masih tergolong “sempit”, tapi tak menurunkan minat para pecinta alam.



Dekorasi penginapan dengan berbagai macam pilihan
Menuju pantai Sawarna terutama dari Jakarta dapat melalui jalur Tol Tomang–Pelabuhan Ratu– Ciabarno  dan Bayah jika menggunakan kendaraan pribadi. Atau menggunakan jasa bus Jakarta–Serang. Tetapi saya lebih menganjurkan untuk menggunakan alternative pertama. Mengingat kendaraan umum langsung yang melewati Sawarna belum ada (sangat jarang) dan kondisi jalan yang berliku tajam, turunan serta tanjakan perlu dibutuhkan kelihaian tersendiri untuk menaklukkannya.

Lalu, apa saja sih yang bisa dinikmati di Sawarna?
Oke .. let’s check it out !


  1. Pantai Pasir Putih 
Dari namanya saja sudah pasti lingkaran pantai ini menawarkan sensasi pasir yang menggerlapkan mata. Pantai yang juga dikenal dengan nama Ciantir ini adalah satu-satunya pantai yang dapat dengan mudah dijangkau dari lokasi penginapan. Memperlihatkan air laut biru berombak tenang, sangat menggoda untuk bermain dengannya. Selain itu, lokasi ini juga menjadi incaran untuk melihat matahari petang kembali ke peraduannya.

Perpaduan pasir dan ombak Pantai Ciantir yang menggoda
 
Semburan jingga matahari petang berselimut awan

       2. Pantai Tanjung Layar

Bergerak pelan ke arah kiri dari Ciantir, lokasi kedua sekaligus ikon yang menyemarakkan Sawarna akan dijumpai. Tanjung Layar dengan dua karang besar di tengah laut dan diapit oleh karang-karang kecil di sebelahnya menyuguhkan pesona yang sangat berbeda. Pun jika ingin lebih dekat ke karang utama yang merupakan ikon jawaranya, pengunjung dapat melewati air laut ketika tidak sedang pasang. Lelahpun akan terbayar jika dapat berleha-leha sejenak di warung-warung kecil sekitar objek wisata ditemani kelapa muda sembari menghirup angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah. Tiada ungkapan lain selain rasa syukur yang tak terhingga.

 
Tanjung Layar si jawaranya Sawarna
      3.  Pantai Legon Pari
 
Sebuah teluk yang secara administratif berada di Kampung Leles ini, memiliki history penamaan yang cukup menarik. Legon yang berasal dari kata Ngelagon atau yang berarti teluk, sedangkan kata Pari diambil dari kisah yang dulunya banyak terdapat ikan pari di pantai ini. Sejak saat itulah sampai sekarang pantai yang diapit oleh dua karang kenamaan ini ( Karang Taraje dan Beureum) bernama demikian.

Walaupun mencapai lokasi ini membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit trekking, minat para traveler tidak kuncup demi dapat menyaksikan matahari terbit menyinari desa Sawarna dan sekitarnya. Namun jika stamina kurang mendukung untuk berjalan kaki, bisa menggunakan penyedia jasa ojek yang memang sengaja disiapkan untuk memanjakan para wisatawan mengeksplorasi Sawarna lebih jauh. Karena dari satu titik objek ke objek yang lain hanya dapat ditempuh dengan dua cara; berjalan kaki atau menggunakan jasa kendaraan roda dua yang memang sudah dikoordinir oleh pengelola wisata yang dapat dihubungi dari pos start ojek dengan kisaran harga 50.000 – 150.000 sesuai dengan negosiasi kesepakatan.

 
Peta Sawarna dengan titik tengah pos ojek
Menyusuri pematang sawah, menyebrangi jembatan kayu khas Sawarna, tanjakan dan turunan perbukitan siap menanti di depan tentunya membuat mata tidak sabar bermain ombak dan menyaksikan keelokan matahari jingga di pagi hari.


Ombak bersahut-sahutan menghampiri tepian Legon Pari
Selamat pagi Sawarna
      4. Karang Beureum

Beranjak sedikit ke arah barat dari Legon Pari, spot berikutnya siap menanti. Tumbuhan pohon kelapa yang menjulang tinggi, langit biru, deburan ombak yang menghempas karang adalah anugrah tersendiri di lokasi ini. Apalagi ditambah dengan suapan sarapan pagi yang ditemani secangkir teh hangat dan dihiasi pemandangan elok terbentang luas di depan mata merupakan surga kenikmatan yang tidak akan pernah terlupakan.


Karang Beureum bermandikan ombak
Sarapan terindah yang tak kan pernah terlupakan
       5. Karang Taraje

Nah, inilah salah satu the best spot menurut saya yang ada di Sawarna dan wajib untuk disaksikan dari dekat. 

Beralih ke arah timur, tersembunyi dibalik tebing, menantang ombak laut dan siap dihempas basah olehnya itulah gambaran saya demi mencapai lokasi ini. Kenapa tidak, air laut pagi ini sedang pasang dan usaha lebih dibutuhkan untuk mencapai surga yang satu ini.


Menuju Karang Taraje di ujung sana
Segerombolan bocah bermain bersama ombak Sawarna
Gugusan karang besar yang menciptakan bak air terjun cantik ketika dihempas ombak. 
Wooow …. Saya sungguh terkagum-kagum akan landskap yang satu ini. Menanti ombak besar siap menghempaskan diri ke Karang Taraje kemudian mengalir deras turun menutupi karang, seolah air terjun menawan menyulap karang besar itu menjadi pusat perhatian. Ketinggiannya dari karang yang sebelumnya, dapat dicapai dengan menaiki sebuah tangga kayu yang sudah dipersiapkan di sebelah kiri. Dari atas Karang Taraje, kita dapat menghayati panora bukit dan laut yang membentang luas di sekeliling. Tetapi tetap hati-hati ! Jangan terlalu kepinggir karang, karena ombak besar bisa saja datang secara tiba-tiba dan melanda basah atas batu karang raksasa ini.


Air terjun laut Karang Taraje
Ombak besar menghantam sisi kanan karang
      6. Goa Lalay
     
Inilah spot terakhir yang saya pijak di kawasan Sawarna. Lalay berarti kelelawar, konon dulunya goa yang terletak di Kampung Cipanas ini ditempati sebagai rumah oleh bangsa kelelawar. Goa horizontal dengan mulut goa yang lebar berada disekitar pematang sawah ini menguji adrenalin pengunjung dengan caving di jalur-jalur yang sudah disediakan. Melintasi sungai bawah tanah dengan langit-langit gua yang relatif tinggi serta bebatuan didalamnya yang memiliki granit-granit indah bahkan masih hidup adalah pelajaran tersendiri untuk mengenal sisi lain di dalam gua.

 
Mulut Goa Lalay sebagai pintu masuk untuk menelusurinya

Berikut adalah tips dan informasi tambahan untuk para traveler yang akhirnya tergiur untuk segera menjejakkan kaki di Sawarna :


  •  Siapkan stamina dan kesehatan badan sebaik mungkin, karena kondisi jalanan yang cukup akan membut kepala “puyeng” kiri-kanan.
  • Harga penginapan berkisar antara Rp 100.000 – Rp 300.000 sesuai dengan fasilitas yang diinginkan, seperti kamar dengan fasiitas AC atau kipas angin.
  • Eksplorasi berbagai lokasi wisata hanya bisa dilakukan dengan jalan kaki atau menggunakan jasa ojek yang tersedia. Namun, jika menggunakan kendaraan roda dua pribadi, perhatikan dengan seksama jalur yang akan dilalui.
  • Sebelum masuk ke area penginapan (parkir motor) dikenakan tarif masuk 5.000 rupiah. Sedangkan untuk tarif parkir bermalam kendaraan roda empat adalah       Rp 25.000 –  Rp 50.000 tergantung jenis kendaraan yang digunakan.
  • Memasuki kawasan Legon Pari tarif masuk kembali ditarik seharga 5.000 rupiah.
  • Pun Goa Lalay, dikenakan harga 5.000 rupiah bagi setiap pengunjung yang akan mencoba adrenalin di dalam goa. Sewa hedlamp Rp 7.500 atau lampu penerang Rp 15.000,-
  • Untuk urusan perut, jangan khawatir. Warung makan sederhana sudah banyak disediakan oleh warga sekitar.
  • Sedangkan untuk akses, jika masih bingung dan kesulitan untuk mencapai Sawarna, kini sudah banyak tersedia berbagai jasa travel yang memberikan kemudahan dan kenyamanan untuk Anda menikmati berbagai panorama Sawarna.
Nah, tunggu apa lagi ?

Segera siapkan jadwal liburan Anda dan bergegaslah menuju Sawarna !


Desa apik dengan sejuta daya tarik .

Mari pulang – mari pulang

You Might Also Like

0 Comments